Wednesday, November 23, 2016

TM3-STI PUTERI NOVIANDHINY D1041131018

DEFENISI ERP
Perencanaan sumber daya perusahaan ERP (enterprise resource planning) adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.
Sistem ERP didasarkan pada database pada umumnya dan rancangan perangkat lunak modular. Rancangan perangkat lunak modular harus berarti bahwa sebuah bisnis dapat memilih modul-modul yang diperlukan, dikombinasikan dan disesuaikan dari vendor yang berbeda, dan dapat menambahkan modul baru untuk meningkatkan unjuk kerja bisnis. Sistem ERP menggunakan software untuk mengintegralkan setiap aspek operasional perusahaan baik internal maupun eksternal.
Syarat terpenting dari sistem ERP adalah integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan berkomunikasi.

Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat diakses dan mudah disebarluaskan.
CONTOH PENERAPAN 
Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) di Perusahaan Asia Goodhope Holding terintegrasi menjadi satu sistem yang mengatur antara CRM (Customer Relationship Management), HRM (Human Resource Management), MRP (Manufacturing Resource Planning), FRM (Finance Resource Management), dan SCM (Supply Chain Management). Kelima bidang ini diatur dalam satu sistem ERP sebagai pusat kendali data, walaupun secara tidak langsung kelima bidang ini dapat saling berhubungan. Namun, supaya kelima bidang ini dapat berkomunikasi harus melalui ERP terlebih dahulu.

DEFENISI BUSINESS INTELLIGENCE
Menurut Niu (2009), business intelligence adalah proses mengekstrak, transformasi, mengelola, dan menganalisis data bisnis untuk mendukung pengambilan keputusan. Dalam proses ini pada umumnya melibatkan data set dalam jumlah besar yang tersimpan dalam datawarehouse. Proses business intelligence meliputi lima tahapan :

1.Pengumpulan data.

Sistem business intelligence dapat mengekstrak data dari beberapa sumber data yang berasal dari berbagai unit bisnis seperti pemasaran, produksi, sumber daya manusia, dan keuangan. Data yang sudah diekstrak harus dibersihkan, transformasi, dan terintegrasi untuk dapat dianalisis.

2.Analisis data.

Pada tahapan ini, data dikonversi menjadi informasi atau pengetahuan melalui berbagai macam teknik analisis seperti laporan, visualisasi, dan data mining. Hasil dari proses analisis dapat membantu pihak manajemen untuk memahami situasi dan mengambil keputusan yang lebih baik.

3.Kesadaran situasi.

Kesadaran terhadap situasi dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap keadaan keputusan saat ini berdasarkan hasil analisis data.

4.Penilaian resiko.

Kesadaran terhadap situasi yang cukup bervariasi dapat membantu manajer untuk memprediksi masa depan, identifikasi ancaman dan peluang, dan merespon sesuai dengan kebutuhan. Saat ini bisnis beroperasi dalam kondisi lingkungan yang kompleks. Pengambilan keputusan bisnis lebih mungkin disertai resiko yang berasal dari lingkungan eksternal dan internal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian resiko merupakan fungsi penting pada sistem business intelligence.

5.Dukungan pengambilan keputusan.

Tujuan utama dari business intelligence adalah membantu manajer mengambil keputusan dengan bijaksana berdasarkan data bisnis saat ini.

Arsitektur Sistem Business Intelligence

Menurut Inmon (2002) yang dikutip oleh Niu (2009), pada umumnya sistem business intelligence terdiri dari empat level komponen dan modul manajemen metadata. Arsitektur general dari sistem business intelligence terlampir pada gambar 1. Komponen-komponen saling berinteraksi untuk memfasilitasi fungsi dasar business intelligence: mengekstrak data dari sistem operasional perusahaan, menyimpan data yang sudah diekstrak kedalam datawarehouse, dan menarik data yang disimpan untuk berbagai aplikasi analisis bisnis.

    Level sistem operasional.

Sebagai sumber data dari sistem business intelligence, sistem operasional bisnis pada umumnya menggunakan sistem online transaction processing (OLTP) untuk mendukung kegiatan bisnis sehari-hari. Pada umumnya sistem OLTP adalah sistem penerimaan order pelanggan, sistem keuangan, dan sistem sumber daya manusia.

    Level akuisisi data.

Pada level ini adalah komponen pra proses terdiri dari 3 tahapan yaitu : ekstraksi, transformasi, dan memasukkan (ETL). Sebuah perusahaan memiliki beberapa sistem OLTP yang menghasilkan jumlah data yang sangat besar. Data tersebut pertama kali diekstrak dari sistem OLTP oleh proses ETL dan kemudian ditransformasi sesuai dengan aturan transformasi. Apabila data yang sudah ditransformasi  maka data tersebut dimasukkan ke data warehouse. ETL merupakan komponen dasar dari sistem business intelligence karena kualitas data dari komponen lain tergantung pada proses ETL. Dalam perancangan dan pengembangan ETL, kualitas data, fleksibilitas sistem dan kecepatan proses adalah perhatian utama.

    Level penyimpanan data.

Data yang telah diproses oleh komponen ETL disimpan dalam data warehouse dimana biasanya diimplementasikan dengan menggunakan tradisional sistem manajemen database (RDMS). RDMS didesain untuk mendukung proses transaksi, sangat bertolak belakang dengan data warehouse berfokus kepada subyek, varian waktu dan disimpan secara terintegrasi. Skema star dan snowflake merupakan skema data warehouse yang paling populer. Apapun skema yang dipakai, tipe tabel pada data warehouse adalah fact tables dan dimension tables.

    Level analitis.

Berdasarkan data warehouse, berbagai macam aplikasi analitikal telah dikembangkan. Sistem business intelligence mendukung 2 tipe dasar dalam fungsi analitikal: pelaporan dan online analytical processing (OLAP). Fungsi pelaporan menyediakan manajer berbagai jenis laporan bisnis seperti laporan penjualan, laporan produk, dan laporan sumber daya manusia. Laporan dihasilkan dari menjalankan queries kedalam data warehouse. Data warehouse queries pada umumnya sudah didefinisikan oleh pengembang data warehouse. Laporan yang dihasilkan oleh sistem business intelligence biasanya memiliki format yang statis dan berisi tipe data yang pasti.

Analitikal business intelligence yang paling menjanjikan adalah OLAP. Menurut Codd et al (1993) yang dikutip oleh Niu (2009), OLAP memungkinkan manajer untuk secara efisien mendalami data bisnis dari berbagai dimensi analisis melalui operasi pengirisan, pemotongan dan pendalaman. Sebuah analisis dimensi merupakan perspektif melalui bagaimana data tersebut dipresentasikan, sebagai contoh: tipe produk, lokasi penjualan, waktu dan pelanggan. dibandingkan dengan fungsi laporan, OLAP mendukung analisis data sesuai dengan kebutuhan. OLAP merupakan model data multidimensional yang dikenal sebagai skema snowflake dan star. Sebagai tambahan dari laporan dan OLAP, terdapat banyak tipe analitikal yang lain yang dapat dibuat berdasarkan sistem data warehouse seperti data mining, executive dashboards, customer relationship management, dan business performance management.

    Manajemen metadata.

Metadata merupakan data khusus mengenai data lain seperti sumber data, penyimpanan data warehouse, peraturan bisnis, otorisasi akses,        dan bagaimana data diekstrak dan ditransformasi. Metadata sangat penting dalam menghasilkan informasi yang akurat, konsisten dan pemeliharaan sistem. Manajemen metadata mempengaruhi semua proses dari perancangan, pengembangan, pengujian, penyebaran dan penggunaan sistem business intelligence.

Business intelligence pada industri perbankan

Penerapan business intelligence pada industri perbankan merupakan kunci sukses dalam mengefisiensikan dan mengefektifkan kegiatan bisnis utama dengan kemampuan dalam mendapatkan, mengelola dan menganalisa data nasabah, produk, layanan, kegiatan operasi, pemasok dan rekan kerja dalam jumlah yang sangat besar. Contoh penerapan business intelligence pada industri perbankan adalah customer relationship management, customer credit analysis, risk management, credit card analysis, customer segmentation, dll (Hair, 2007), (Dan, 2008). Peranan business intelligence dalam kegiatan bisnis dapat menyediakan layanan yang lebih personal kepada pelanggan dan secara radikal meningkatkan kualitas servis dari bank tersebut. Pengelola produk perbankan bersaing dalam mendesain produk dan layanan yang dapat menjawab setiap kebutuhan suatu segmen tertentu.

Salah satu penerapan customer credit analysis adalah penerapan model penilaian kredit nasabah (Ince & Aktan, 2009). Penilaian kredit nasabah merupakan kegiatan paling penting untuk mengevaluasi aplikasi pinjaman yang diajukan oleh nasabah. system penilaian kredit digunakan untuk memodelkan potensi resiko dari aplikasi pinjaman, dimana system tersebut memiliki keuntungan karena dapat menangani aplikasi pinjaman dalam jumlah besar dengan cepat tanpa membutuhkan sumber daya yang banyak sehingga dapat menurunkan biaya operasional dan efektif dalam mengurangi penalaran dalam pengambilan keputusan. Dengan persaingan dan pertumbuhan pasar kredit konsumen, para pemain di industri perbankan saling berlomba untuk mengembangkan strategi yang lebih baik berkat bantuan penerapan model penilaian kredit. Tujuan dari penilaian kredit adalah memberikan kemampuan kepada bagian analisa kredit untuk menentukan aplikasi pinjaman nasabah yang diterima dari pihak marketing bank termasuk “kredit yang baik” dimana para nasabah yang termasuk dalam kategori tersebut memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk membayar kewajiban finansialnya kepada bank atau “kredit yang jelek” dimana para nasabah yang termasuk dalam kategori tersebut memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Huseyin Ince dan Bora Aktan (2009), peneliti membandingkan kinerja dari model penilaian kredit menggunakan pendekatan tradisional dan artificial intelligence (discriminant analysis, logistic regression, neural networks, classification, and regression tree). Penelitian percobaan dengan data riil telah mendemonstrasikan bahwa classification, regression tree, dan neural networks mengalahkan kinerja model penilaian kredit secara tradisional dalam hal prediksi keakuratan dan type II errors.

Analisis terhadap data pelanggan merupakan kunci utama bagi pihak manajemen bank untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dengan menggunakan konsep pareto, bahwa dengan mendesain produk dan layanan kepada 20% nasabah dapat memberikan hasil sebesar 80% terhadap keuntungan. Pihak manajemen mempercayai bahwa dengan menganalisa 20% nasabah tersebut merupakan langkah yang efektif dalam meningkatkan keuntungan dan menurunkan biaya operasional. Selain kasus diatas, pihak manajemen bank dapat menganalisis pemasaran kartu, perhitungan harga jual dan tingkat keuntungan terhadap pemillik kartu, deteksi terhadap potensi kecurangan, prediksi manajemen daur hidup nasabah. Segmentasi pelanggan merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif, dengan memahami karakteristik dan kebutuhan setiap segmen nasabah maka pihak manajemen dapat mendesain bagaimana cara memasarkan, harga, kebijakan untuk setiap produk dan layanan sehingga dapat memberikan keuntungan yang maksimal (Mawoli & Abdulsalam, 2012). Dengan penerapan business intelligence dalam proses segmentasi nasabah menjadi lebih mudah karena pihak manajemen dapat dengan mudah mengidentifikasi demografi dan geografi nasabah tetapi pihak manajemen harus meluangkan waktu dan tenaga apabila ingin mengetahui psikografi dan perilaku nasabah dan pihak manajemen perlu mengidentifikasi atribut-atribut yang diperlukan seperti umur, pekerjaan, penghasilan dan jenis kelamin dengan mudah dan pada umumnya dapat diukur dengan RFV (recency, frequency, dan value dari perilaku transaksi mereka) (Sun, 2009), (Lin, Zhu, Yin, & Dong, 2008).

Dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang makin komplek dan efisiensi bisnis proses dengan otomatisasi kegiatan operasional membutuhkan dukungan sistem informasi. Sistem informasi perbankan perlu tetap dikembangkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan nasabah dan mengikuti inovasi bisnis, akan tetapi perlu adanya integrasi dengan sistem business intelligence sehingga pihak manajemen mendapatkan informasi yang up-to-date dan insight dari data historis.



TM3-STI (D1041151064_Cahyo Kartiko)

Enterprise Resource Planning: Definisi, penerapan, dan manfaatnya bagi perusahaan

Definisi ERP
Sampai saat ini masih terdapat perusahaan yang belum mengintegrasikan sistem informasi dalam pengelolaan organisasinya. Selama ini dalam prosesnya perusahaan-perusahaan tersebut hanya didukung oleh aktivitas individual pada lokasi kerja masing-masing  (Warta Ekonomi, 2002). Realitas ini dapat menyebabkan mudah terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi data antara lokasi kerja satu dengan lokasi kerja lainnya. Tiap individu akan menyampaikan data  pada lokasi kerjanya sendiri-sendiri, yang bisa jadi terdapat perbedaan mendasar dalam penyampaian data, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk koordinasi dalam penyediaan data dibandingkan dengan perusahaan yang telah mengintegrasikan fungsi-fungsinya. (Shebab et al., 2004).
Salah satu teknologi yang berperan mengintegrasikan tiap fungsi dalam perusahaan adalah teknologi  Enterprise Resources Planning (ERP). Teknologi ERP dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi,  fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya manusia, dan fungsi lainnya (Baheshti, 2006). ERP telah berkembang sebagai alat integrasi, memiliki tujuan untuk mengintegrasikan semua aplikasi perusahaan ke pusat penyimpanan data dan dengan mudah diakses oleh semua bagian yang membutuhkan (Sabana, 2002) sehingga menghasilkan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan. Menurut Leon (2005) sebagaimana juga diungkapkan oleh Genoulaz & Millet, (2006) integrasi data pada teknologi ERP dilakukan dengan single data entry yakni sebuah departemen  yang berfungsi memasukkan data, maka data ini dapat digunakan oleh fungsi-fungsi lainnya pada perusahaan.
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan suatu cara untuk mengelola sumber daya perusahaan dengan menggunakan teknologi informasi (Spathis and Constantinides, 2003). Penggunaan teknologi ERP dilengkapi dengan  hardware dan  software untuk menunjang konektivitas dan aliran informasi. Teknologi ini berfungsi untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan data informasi pada setiap area business processes  sehingga menghasilkan pengambilan keputusan yang cepat karena menyediakan analisa dan laporan keuangan yang cepat, laporan penjualan yang  on time, laporan produksi dan inventori (Gupta, 2000).
Manfaat ERP
Dengan menerapkan sistem informasi ERP, manfaat yang dapat dirasakan yaitu :
1.  Dengan sistem yang terintegrasi maka proses pengambilan keputusan akan lebih efektif dan efisien.
2.  Dengan menerapkan ERP ada kemungkinan melakukan integrasi secara global. Sehingga perbedaan  –  perbedaan yang terjadi dalam bisnis internasional dapat diintegrasikan.
3.  ERP menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data pada banyak sistem komputer yang terpisah.
4.  ERP memberikan lingkup kerja manajemen tidak hanya memonitor saja tetapi melakukan manajemen operasional juga.
5.  Supply chain management dapat terbantu sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.
Fungsi Dasar ERP
1. Mendefinisikan Produk:
ada 2 pendekatan definisi yang digunakan, yaitu: pertamastandard product,yakni produk mengalami permintaan berulang dan ada inventori; keduacustom product,yakni produk dibuat berdasarkan pesanan dan pembelian material disesuaikan dengan jumlah order.
2. Strategi produksi untuk mengantisipasi kebutuhan sesuai permintaan.
Ada dua kategori yang disarankan yakni make to stock dan make to orderMake to stockhanya dipakai untuk  standard product sedangkan make to order digunakan pada kedua definisi produk yakni  standard product dan  custom product. Perbedaan pada strategi produksi make to order adalah adanya tenggang waktu yang lebih lama antara pengiriman produk dan  proses produksi
3. Menentukan Tipe hubungan antara sales order dan supply order.
Apabila menggunakan strategi produksi make to order untuk memenuhi permintaan pelanggan, maka didapatkan suatu tipe hubungan langsung antara sales order dengan kebutuhan material. Yakni, ketika order bertambah, maka material yang dibutuhkan juga akan bertambah. Penentuan tipe hubungan, berfungsi untuk menentukan kapan material dibutuhkan, berapa jumlah material yang dibutuhkan, apakah masih ada stok material dan masih perlu dilakukan order kebutuhan material.
4. Pendekatan terhadap proses produksi praktis.
Pendekatan proses produksi secara praktis bertujuan untuk mengurangi tenggang waktu dalam melaksanakan proses produksi. Pengurangan ini dapat dilakukan dengan menyederhanakan alur proses material dan rute pengerjaan produk di lantai produksi.
5. Pendekatan sistem penjadwalan yang baik.
Kemampuan untuk menentukan penjadwalan secara baik di industri manufaktur sangat dipengaruhi oleh kedinamisan dari jadwal yang ditentukan. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh jumlah order, ukuran order, kapasitas produksi, keterbatasan sumber daya perusahaan dan aturan-aturan lainnya.
Agar penerapan ERP berbuah maksimal
Sistem ERP sebagai hasil buatan manusia tidak selamanya bermanfaat bagi setiap penggunaanya. Dalam penerapannya, sekitar 10% sampai dengan 40 % dari penggunaan ERP ini mengalami kegagalan. Untuk mengatasinya ada beberapa hal penting yang harus dilakukan supaya penerapan ERP berhasil. Diantaranya:
1.  Pemahaman yang jelas atas sasaran strategis perusahaan
2.  Komitmen dari seluruh jajaran manajemen
3.  Manajemen implementasi proyek yang baik
4.  Mampu mengatasi isu-isu teknik
5.  Tim implementasi yang baik
6.  Rekayasa ulang proses bisnis
7.  Komitmen organisasi untuk berubah
8.  Pendidikan dan pelatihan yang intensif
9.  Data yang akurat
10. Sosialisasi dan komunikasi yang intensif
11. Pengukuran kinerja yang jelas fokusnya
Kelebihan dan kekurangan ERP
ERP sebagai sebuah sistem tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan ERP
Contoh Penerapan ERP di Perusahaan
Melihat benefit yang akan didapatkan dengan mengimplementasikan sistem ERP dalam manajemen sumber daya dan juga kapabilitasnya untuk diterapkan di berbagai tipe perusahaan, banyak diantara perusahaan-perusahaan di Indonesia yang tertarik untuk menerapkannya.  Untuk penerapan ERP, vendor yang biasa digunakan di Indonesia adalah Oracle dan SAP. Berikut adalah testimoni perusahaan agribisnis yang menerapkan sistem ERP di Indonesia.
Testimoni PT. Sosro
“Kami sungguh merasakan berbagai bentuk efisiensi setelah melakukan komputerisasi dengan pendekatan ERP,” kata Hugo Winanto, Manajer Teknologi Informasi PT Sinar Sosro, yang kita kenal dengan produk Teh Botol Sosro. Winanto mengaku perusahaan itu sudah merancang untuk mengintegrasikan sistem komputernya sejak tahun 1999. Semula, menurut dia, ada dua jaringan komputer terpisah, yakni jaringan komputer unit produksi, dan jaringan komputer unit distribusi. Dua jaringan tersebut terpisah karena pada mulanya keduanya adalah unit bisnis yang memang terpisah. “IT kedua unit itu sudah dimerger sejak sebelum kedua unit usaha tersebut dimerger,” kata Winanto.
Saat ini PT Sinar Sosro, sedang menangani proses integrasi jaringan komputer seluruh unit kerja perusahaan itu. “Kami mempunyai delapan pabrik, sembilan kantor cabang besar dan lebih dari seratus stockist, sehingga kami perlu mengintegrasikan komputer yang tersebar di sekitar 140 tempat yang berbeda,” kata Winanto. Dalam waktu dekat, menurut dia, seluruh 140 unit kerja itu sudah akan tergabung dalam satu sistem yang terintegrasi menggunakan database dan aplikasi yang disediakan oleh Oracle. Walaupun proses integrasi antara unit produksi dengan unit distribusi belum sepenuhnya tuntas, Winanto mengaku manajemen sudah mendapatkan banyak sekali manfaat dari sistem online yang sudah berhasil dicapai di masing-masing jalur.
Dulu misalnya, perlu waktu yang sangat lama untuk mendapatkan berbagai data terbaru perusahaan, misalnya data produksi, data stock barang atau data penjualan. Kelambatan itu terjadi karena seluruh proses pengumpulan data dilakukan secara manual. “Di pabrik dilakukan data entry, kemudian data direkap dan dikirim melalui fax, dan di kantor pusat dilakukan konsolidasi setelah dilakukan data entry lagi,” kata Winanto. Tetapi dengan sistem online semuanya berubah. Hari ini kantor pusat sudah bisa mendapatkan data penjualan, data produksi, sampai dengan stock barang  per kemarin. Hal itu bisa terjadi karena hanya diperlukan satu kali proses input data, dan seluruh proses konsolidasi dilakukan oleh komputer.
Integrasi ini, menurut Winanto, telah mendongkrak efisiensi perusahaan secara signifikan. Kesalahan manusia  (human error) dalam proses konsolidasi data kini bisa diabaikan. Jumlah tenaga kerja sudah bisa dikurangi, dan kini sejumlah staf sudah dialihkan untuk bidang kerja yang lain. “Dan yang pasti, walaupun belum bisa paperless, tetapi pasti sudah less paper dalam manajemen perusahaan.” Karena penyebaran unit kerja PT Sinar Sosro yang sedemikian luas, diperlukan satu sistem jaringan yang sangat luas (wide area network, WAN), dan untuk itu diperlukan layanan pihak ketiga untuk menyediakan layanan komunikasi data untuk tujuan tersebut. Untuk layanan tersebut PT Sinar Sosro mempercayakan pada PT Lintasarta Aplikanusa, perusahaan yang sudah puluhan tahun berkecimpung dalam bisnis layanan komunikasi data.
Saat ini Sinar Sosro menggunakan layanan Frame Relay untuk mengintegrasikan sistem komputernya, tetapi perusahaan itu tengah mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi jaringan virtual privat berbasis Internet (VPN IP) yang juga ditawarkan oleh Lintasarta. “VPN IP adalah teknologi baru yang lebih murah tetapi bisa diandalkan, sehingga kami berencana untuk migrasi ke sana,” kata Winanto. Ketika ditanya mengenai kualitas layanan Lintasarta, Winanto mengatakan bahwa pihaknya cukup puas. “Kami sudah menggunakan layanan Lintasarta sejak sebelum 1999, dan bukannya memuji kami cukup puas. Karena itu setiap kali mau memperluas  jaringan, kami selalu bertanya apakah Lintasarta siap menyediakan jaringan untuk kami,” kata  Winanto lagi.
Sumber:
PERANCANGAN PENJUALAN DAN PERENCANAAN PRODUKSI YANG TERINTEGRASI DENGAN MENERAPKAN TEKNOLOGI ENTERPRISE RESOURCES PLANNING (Studi Kasus Pada Perusahaan Furniture, Consumer Good dan Elektronik) oleh Zeplin Jiwa Husada Tarigan, FTI UK Petra, 2011
STUDI PUSTAKA DAN KASUS PENERAPAN ERP DALAM PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA SERTA BEBERAPA PERUSAHAAN AGRIBISNIS oleh THEODORUS WIDIHASTO SETYADI WICAKSONO, Magister Manajemen Agribisnis IPB, 2005

Business Intelligence

        Istilah intelijen bisnis (bahasa Inggris: business intelligence, BI) merujuk pada teknologi, aplikasi, serta praktik pengumpulan, integrasi, analisis, serta presentasi informasi bisnis atau kadang merujuk pula pada informasinya itu sendiri. Tujuan intelijen bisnis adalah untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis.
        Sistem BI memberikan sudut pandang historis, saat ini, serta prediksi operasi bisnis, terutama dengan menggunakan data yang telah dikumpulkan ke dalam suatu gudang data dan kadang juga bersumber pada data operasional. Perangkat lunak mendukung penggunaan informasi ini dengan membantu ekstraksi, analisis, serta pelaporan informasi. Aplikasi BI menangani penjualan, produksi, keuangan, serta berbagai sumber data bisnis untuk keperluan tersebut, yang mencakup terutama manajemen kinerja bisnis. Informasi dapat pula diperoleh dari perusahaan-perusahaan sejenis untuk menghasilkan suatu tolok ukur.

Definisi

Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi dari Business Intelligence, diantaranya :
  1. Secara umum Business Intelligence (BI) merupakan sebuah proses untuk melakukan ekstraksi data-data operasional perusahaan dan mengumpulkannya dalam sebuah data warehouse yang selanjutnya diproses menggunakan berbagai analisis statistik dalam proses data mining, sehingga didapat berbagai kecenderungan atau pattern dari data (Choirul, 2006).
  2. Business Intelligence adalah rangkaian aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyuguhkan akses data untuk membantu petinggi perusahaan dalam pengambilan keputusan (Stevans, 2008).
  3. Business Intelligence (BI) merupakan representasi dari aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisa dan menyediakan akses terhadap data untuk membantu user dalam suatu perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih baik (Nirwasita,2008).
  4. Business Intelligence adalah proses mengekstrak, transformasi, mengelola, dan menganalisis data bisnis untuk mendukung pengambilan keputusan. Dalam proses ini pada umumnya melibatkan data set dalam jumlah besar yang tersimpan dalam datawarehouse. Proses business intelligence meliputi lima tahapan yaitu Pengumpulan data, Analisis data, Kesadaran situasi, Penilaian resiko, dan Dukungan pengambilan keputusan. (Niu, 2009)

Karakteristik Business Intelligence

Sistem Business Intelligence yang baik mempunyai berbagai karakteristik (Stevans,2008), diantaranya :
  1. Tujuan utama
    Seluruh sistem komputer mempunyai tujuan utama bagi seluruh pengguna sesuai dengan kebutuhan penguna masing-masing.
  2. Ketersediaan data yang relevan
    Masalah ketersediaan data merupakan poin yang paling penting dalam sistem business intelligence yang efektif. Dalam proses pembuat keputusan sering terjadi penyampaian informasi yang tidak lengkap atau bahkan yang tidak sebenarnya. Namun dengan dukungan BI, ketersediaan data yang relevan dapat diatasis ehingga dapat menyuguhkan data-data yang relevan.
  3. Kemampuan
    Dalam hal ini terdapat kemampuan BI yang paling utama yaitu dapat memberikan kemudahan akses untuk informasi terbaru dari bisnis yang berjalan serta peluang yang diproyeksikan, selain itu Bi dapat memenuhi kapabilitas untuk melakukan analisis dan memenuhi permintaan pengguna
  4. Struktur Pendukung
    Dalam BI, sistem pendukung didalamnya tidak hanya terdiri dari hardware dan software, namun juga terdiri dari suatu proses yang dibuat untuk pengambilan keputusan yang lebih baik serta untuk menentukan strategi untuk misi dan tujuan ked
    epan.
  5.  
       
PENGERTIAN BUSINESS INTELLIGENCE
      Business intelligence, biasa disebut BI adalah teknologi yang menggunakan komputer yang berguna untuk mencari, menggali, dan menganalisis informasi dari data bisnis misalnya hasil penjualan suatu produk atau pendapatan/pengeluaran salah satu anak perusahaan.

         Business Intelligence Software (BI) secara singkat juga dikenal sebagai dashboard. Ini karena secara umum BI berfungsi seperti halnya dashboard pada kendaraan. BI memberikan metrik (ukuran-ukuran) yang menentukan performa kendaraan (organisasi). BI juga memberikan informasi kondisi internal, seperti halnya suhu pada kendaraan. Dan BI juga memberikan sinyal-sinyal pada pengemudi bila terjadi kesalahan pada kendaraan, seperti bila bensin akan habis pada kendaraan. Semuanya berguna bagi pengemudi agar mampu mengendalikan kendaraannya dengan lebih baik dan mampu membuat keputusan yang tepat dengan lebih cepat.

          Pada prakteknya, BI akan berfungsi sebagai analis, penghitung scorecard,
sekaligus memberikan rekomendasi pada user terhadap tindakan yang sebaiknya diambil. Dengan menjalankan fungsi dashboard, user BI akan mengenali potensi ketidakberesan pada perusahaan sekaligus dengan penyebabnya sebelum hal tersebut berkembang menjadi masalah yang besar. BI akan berfungsi memberikan advance alarm, memberikan informasi trend dan melakukan benchmark.


BI berfungsi untuk membantu dalam membuat keputusan perusahaan atau bisnis secara cepat dan akurat.

TM3-STI (D1041131068_Bayu Muhtadin)

Enterprise Resource Planning (ERP)

Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)
ERP adalah singkatan dari Enterprise Resource Planning yang merupakan sebuah perencanaan atau sistem informasi dalam satu perusahaan yang bertujuan untuk mengatur sumber daya, tenaga kerja, bahan dan seluruh aktivitas dalam perusahaan. ERP berbentuk software yang mengendalikan seluruh departemen dan kegiatan perusahaan ke dalam sebuah sistem komputer. Dalam kata lain ERP dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dan semua divisi dalam perusahaan. Tujuan ERP sendiri adalah mempermudah semua departemen perusahaan untuk dapat berkomunikasi dan bertukar informasi.
Penerapan ERP pada PT. Astra Argo Lestari
Dalam industri yang padat modal seperti industri CPO (perkebunan kelapa sawit), maka efektifitas dan efisiensi dalam upaya peningkatan profitabilitas perusahaan menjadi sangat penting. Selain itu fluktuasi harga komoditi CPO di dunia menuntut perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dan untuk memaksimalkan laba melalui efisiensi dan peningkatan produktivitas. Oleh karena itu AAL kemudian menerapkan ERP sebagai solusinya karena dianggap selaras dengan kebutuhan perusahaan. Tahun lalu AAL menghabiskan belanja TI sampai Rp37,58 miliar, dengan 80%-nya untuk solusi ERP. ERP akan mengintegrasikan semua fungsi dalam perusahaan agar data-data yang ada dapat dilihat sebagai single view sehingga manajemen dapat dengan mudah dan cepat mengambil keputusan. ERP sangat dibutuhkan perusahaan karena perusahaan memerlukan manajemen biaya yang baik dan akurat mengingat komoditi CPO sangat fluktuatif di pasar dunia.
AAL menerapkan program ERP untuk menangani masalah payroll, human resource, finance, dan sebagainya. Program ERP yang digunakan adalah Oracle untuk memproses semua data yang berhubungan dengan sistem yang dimiliki oleh AAL. AAL menggunakan Oracle 9.i dan Oracle 10.i sebagai database servernya. PT AAL menggunakan software database Oracle untuk kepentingan database servernya. Hal ini lebih dikarenakan Oracle dikenal sebagai software database server skala besar yang mempunyai kemampuan yang baik dalam menangani transaksi data dalam jumlah yang besar dan kemampuan proses data yang cepat.
Implementasi sistem ERP ini untuk memudahkan masing-masing bagian melakukan rekonsiliasi. Sistem ERP terintegrasi dan tersentral di kantor pusat. Dengan begitu, konsolidasi data tidak diperlukan lagi, karena setiap site melakukan transaksi yang langsung terkoneksi ke kantor pusat secara real time. Dengan sistem ERP , tracking transaksi di site dapat diperoleh pada hari dan jam yang sama. Contohnya, ketika ada pengiriman armada CPO ke dermaga dari sebuah site, saat itu pula di kantor pusat sudah dapat diketahui jumlah (tonase) CPO yang dikirim, berikut data jam pengiriman, sesuai dengan nomor Surat Jalan atau Delivery Order pengiriman. Ketika armada tiba di dermaga pun sudah langsung dapat diketahui pada saat itu. Istilah site pada AAL mengacu pada sebuah lokasi yang menandai legalitas perusahaan yang dikepalai oleh seorang kepala cabang. Satu site biasanya terdiri dari 15-20 afdeling. Satu afdeling terdiri dari 20-25 blok, yang dikomandoi oleh dua atau tiga mandor. Satu mandor mengawasi 15-20 orang pemanen sawit.
Pada AAL, satu site dilengkapi satu server Plantation Management System (PMS) dan empat PC untuk kebutuhan input data. Sementara itu, di kantor pusat disediakan satu server PMS, dua server ERP, 20 unit terminal server lainnya, dan 20 terminal klien. PMS membantu AAL dalam perencanaan tanam dan panen di seluruh perkebunan miliknya, dan dengan mengintegrasikan Geographical Information and Management System (GIMS) serta pengunaan GPS maka perencanaan rute panen dapat dilaksanakan dengan efisien. Enterprise Resource Planning (ERP) dan Plantation Management System (PMS) terintegrasi dengan Geographical Information and Management System (GIMS).
Apabila sumber daya dalam melakukan produksi tidak mencukupi, sistem ERP dapat menghitung berapa lagi sumberdaya yang diperlukan, sekaligus membantu dalam proses pengadaannya. Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem ERP juga dapat menentukan cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam proses ini, tentunya segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam sistem ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksinya.
Transaksi berbasis ERP dapat dilakukan secara real time dan tersentralisasi karena terdapat  jaringan Local Area Network (LAN) dan Wi-Fi. Jaringan LAN dipasang di kantor pusat dan seluruh site. Selain itu terdapat  jaringan Wide Area Network yang menghubungkan site dengan kantor pusat, dan internet.
ERP diharapkan akan dapat membawa perusahaan menjadi lebih kuat baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan ERP maka keputusan-keputusan penting dapat segera diputuskan. Hal tersebut dimungkinkan karena ERP yang dikembangkan AAL menghubungkan management dengan seluruh perkebunan dan pabrik yang ada, serta memungkinkan untuk diakses secara real time oleh management.
Dengan adanya pembaharuan dalam bidang IT, memberikan dampak positif pada  AAL. Dalam beberapa tahun terakhir AAL memperlihatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan. Misalnya, produksi fresh fruit bunch selama 15 tahun terakhir (sejak 1992) mengalami kenaikan hampir 15 kali lipat. Pada tahun 1992 jumlah produksinya 256 ribu ton, kemudian meningkat menjadi 921 ribu ton pada 2007, dan melonjak jadi 3.938 ribu ton pada 2008. Sementara itu, produksi CPO naik hampir 19 kali lipat. Pada tahun 1992 produksinya hanya 49 ribu ton, kemudian meningkat drastis jadi 921 ribu ton pada 2007 dan 982 ribu ton pada tahun berikutnya. Adapun revenue dalam 15 tahun terakhir mengalami kenaikan hampir 124 kali lipat. Jika pada 1992, revenue AAL hanya Rp 48 miliar, maka pada tahun 2007 meningkat drastis menjadi Rp 5,96 triliun, dan menjadi Rp 8,16 triliun pada 2008. Di samping itu, net profit yang pada tahun 2007 sebesar Rp 1,97 triliun menjadi Rp 2,6 triliun pada tahun 2008 (swa.co.id).
Revolusi sistem TI yang dilakukan manajemen AAL juga dirasakan manfaatnya oleh kalangan internal. Jika sebelumnya data operasional masih terkotak-kotak di bagian masing-masing, sehingga belum menjadi sebuah informasi yang holistik namun sekarang sudah sangat berubah, baik dalam hal data maupun informasi. Selain itu sistem komunikasi antara personel site dan head office jauh lebih baik. Data operasional yang masih terkotak-kotak menyulitkan dalam proses pengambilan keputusan karena informasinya masih terpisah.
Dengan adanya ERP, manajemen bisa melakukan analisa terhadap perusahaan untuk mengetahui tren dan perkembangan di perusahaan sehingga dapat melakukan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Salah satu dari fungsi pelaporan ERP adalah sistematis dan mudah. Adapun manfaat lain yang bisa diperoleh yaitu:
  • ERP membantu memperlancar proses bisnis dan membuatnya jadi lebih mudah, murah, cepat dan efisien.
  • Meningkatkan etos kerja karyawan, karena proses kerja tersusun sesuai dengan standar operasi perusahaan yang sudah dibakukan.
  • Meningkatkan jumlah penjualan, karena sistem ERP ini membantu dalam keluar masuknya arus barang.
  • Menambah daya saing perusahaan, karena ERP membantu dalam distribusi produk dengan memberikan informasi yang cepat dan akurat bagi konsumen.
  • Mengurangi biaya dari aktifitas yang tidak memiliki nilai tambah.

Business Intelligence
Pengertian Business Intelligence
Business Intelligence adalah sekumpulan teknik dan alat untuk mentransformasi dari data mentah menjadi informasi yang berguna dan bermakna untuk tujuan analisis bisnis. Teknologi BI dapat menangani data yang tak terstruktur dalam jumlah yang sangat besar untuk membantu mengidentifikasi, mengembangkan, dan selain itu membuat kesempatan strategi bisnis yang baru. Tujuan dari BI yaitu untuk memudahkan interpretasi dari jumlah data yang besar tersebut. Mengidentifikasi kesempatan yang baru dan mengimplementasikan suatu strategi yang efektif berdasarkan wawasan dapat menyediakan bisnis suatu keuntungan pasar yang kompetitif dan stabilitas jangka panjang.

Penerapan Business Intelligence Pada Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk

Bank Mandiri terus berkomitmen meningkatkan layanan kepada nasabah melalui penguatan infrastruktur teknologi informasi (TI), sehingga dapat mendorong tingkat kepuasan nasabah dalam bertransaksi di Bank Mandiri.
Bank Mandiri dalam pengembangan infrastruktur TI tersebut juga akan mendukung pengembangan bisnis Bank Mandiri pada 2010, antara lain bisnis retail payment untuk meningkatkan penghimpunan dana murah, pengembangan high yield business, peningkatan jasa pelayanan nasabah korporasi dengan memperluas jasa layanan, membangun sinergi antar unit bisnis termasuk kantor wilayah dan unit pendukung secara menyeluruh, serta optimalisasi sinergi dengan anak perusahaan.
Sementara itu, Aliansi Unit Bisnis akan difasilitasi dengan sistem Customer Relationship Management yang terintegrasi dan dilengkapi Business Intelligence untuk meningkatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Bank Mandiri juga mengembangkan piranti Integrated Regulatory Reporting System dan Enterprise Risk Management untuk memastikan tata kelola perusahaan dijalankan dengan baik.
Bank Mandiri adalah salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memberikan pelayanan kepada nasabah yang meliputi segmen usaha Corporate, Commercial, Micro & Retail, Consumer Finance dan Treasury & International Banking. Bank Mandiri pada saat ini memiliki anak-anak perusahaan untuk mendukung bisnis utamanya yaitu: Mandiri Sekuritas (jasa dan layanan pasar modal), Bank Syariah Mandiri (perbankan syariah), AXA-Mandiri Financial Services (asuransi jiwa), Bank Sinar Harapan Bali (UMKM) serta Mandiri Tunas Finance (jasa pembiayaan),
Per 30 September 2009, kredit tumbuh 15,7% (Year on Year) atau sebesar Rp 25,5 triliun, yaitu dari Rp 162,8 triliun menjadi Rp 188,3 triliun. Jumlah dana murah meningkat 17,6% atau sebesar Rp 25,4 triliun, yaitu dari Rp 143,8 triliun menjadi Rp 169,1 triliun. Net Interest Margin (NIM) mengalami penurunan dari 5,46% menjadi 5,21%. Cost Efficiency Ratio (CER) membaik dari 43,0% menjadi sebesar 39,0%. Rasio Net NPL terjaga di level 0,85%. Laba bersih mencapai Rp 4,62 triliun, atau tumbuh 16,8% dari pencapaian periode yang sama tahun 2008 yang tercatat sebesar Rp 3,95 triliun.

Komponen Dasar BI

Pada dasarnya komponen BI mencakup gathering, storing, analyzing dan providing access to data. Dan penggunaan Business Intelligence tidak dipungkiri memiliki keamanan yang kurang dan timbul masalah di berbagai perusahaan lain, contohnya :
a.    Manager Promosi ingin menganalisis pengaruh tiap jenis media iklan di koran, majalah, dan TV terhadap penjualan produk.
b.    Manager HRD dapat menganalisis pengaruh kenaikan gaji terhadap peningkatan produktivitas pekerja di lantai pabrik.
c.    Manajer Penjualan ingin mengetahui pengaruh musim dan kepadatan penduduk terhadap penjualan es krim di tiap daerah.

Dampak Positif(Kenuntungan) /Value Bagi Pt Mandiri Persero Tbk

Dalam penerapannya pun memiliki banyak keuntungan yang sangat banyak bagi pt perbankan khususnya dikarenakan penggunaan nya dan penerapannya menguntungkan nasabah bagi kenyamanan bertransaksi dan mendapatkan feedback dari nasabah kepada Bank Mandiri untuk semakin banyak menabung dan memberikan kenyamanan bagi setiap nasabahnya .
VALUE yang diperoleh  antara lain :
·      Konsolidasi informasi Dengan BI dijalankan di dalam perusahaan, data akan diolah dalam satu platform dan disebarkan dalam bentuk informasi yang berguna (meaningful) ke seluruh organisasi. Dengan ketiadaan information assymmetry, kolaborasi dan konsolidasi di dalam perusahaan dapat diperkuat. Dengan konsolidasi, maka dapat dimungkinkan pembuatan cross-functional dan corporate-wide reports. Meskipun harus diakui, benefit ini juga mampu disediakan oleh software ERP.
·      In-depth reporting Software Business Process Management (BPM) memang mampu memberikan report dan analisis, namun cukup sederhana dan hanya bertolak pada kondisi intern. Sedangkan BI mampu menyediakan informasi untuk isu-isu bisnis yang lebih besar pada level strategis.
·      Customized Graphic User Interface (GUI) Beberapa ERP memang berusaha membuat tampilan GUI yang user friendly, namun BI melangkah lebih jauh dengan menyediakan fasilitas kustomisasi GUI. Sehingga tampilan GUI jauh dari kesan teknis dan memberikan view of business sesuai dengan keinginan masing-masing user.
·      Sedikit masalah teknis karena sifatnya yang user friendly meminimasi kemungkinan operating error dari user, dan BI hanya merupakan software pada layer teratas (information processing) dan bukan business process management.
·      Biaya pengadaan rendah karena BI hanya software yang bekerja pada layer teratas dari pengolahan informasi, harga software-nya tidak semahal ERP. Biaya pengadaannya pun menjadi lebih murah dibandingkan ERP. Apalagi saat ini banyak ditunjang juga oleh produk BI yang open source.
·      Databank BI yang fleksibel membuka kemungkinan untuk berkolaborasi dengan ERP sebagai pemasok databank yang akan diolah menjadi reports dan scorecard, namun BI juga 
dapat bekerja dari databank yang dibuat terpisah. BI pun menjadi terbuka untuk digunakan oleh analis profesional dan peneliti, yang data olahannya bersifat sekunder.
·      Kecepatan (responsiveness) merupakan sifat BI lain yang tidak dimiliki oleh ERP. Misalnya pada penghitungan service level sebagai salah satu Key Performance Indicator (KPI). Fungsi BI akan memberikan peringatan kepada user sebelum batas bawah dalam service level (lower limit) terlampaui. Akibatnya masalah bisa ditangani sebelum benar-benar muncul ke permukaan. Salah satu contoh pada responsiveness adalah industri kesehatan, penggunaan BI berjasa mencegah penyebaran suatu penyakit/wabah secara luas (outbreak). Nama-nama vendor BI memang masih asing di Indonesia. 

TM3-STI (D1041151076_Rendi Apriandi)



Pengertian ERP (Enterprise Resource Planning)
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggris-nya Enterprise Resource Planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan (Wikipedia, 2010).
Enterprise Resource Planning merupakan sebuah teknologi sistem informasi yang terintegrasi dan digunakan oleh manufaktur kelas dunia dalam meningkatkan kinerja perusahaan. ERP adalah suatu sistem, baik sebagai suatu sistem perencanaan ,maupun sebagai sistem informasi (Indrajit dan Permono, 2005).
Menurut O’Leary, ‘ERP systems are computer based systems designed to process an organization’s transactions and facilitate integrated and real-time planning ,production, and customer response. In particular ERP systems will be assumed to have certain characteristic’ (Indrajit dan Permono, 2005).

Berdasarkan gambar.1, ERP (Enterprise resource Planning) adalah perkembangan lebih lanjut dari MRP, closed-loop MRP dan MRP. Dari namanya dapat disimpulkan bahwa ERP cakupannya lebih luas dari MRP II. Kedua-duanya menyangkut perencanaan. MRP II adalah perencanaan yang sudah lebih luas dari pendahulunya, yaitu MRP, karena mengintegrasikan perencanaan material dengan perencanaan lain seperti perencanaan bisnis, perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan perencanaan keuangan.Namun MRP II sebagaimana namanya yaitu Manufacture Resouce Planning, masih terfokus dengan perencanaan yang langsung berkaitan dengan manufaktur, sedangkan ERP (EnterpriseRresoruce Planning) juga masih mengenai perencanaan, tetapi mencakup hal yang lebih luas lagi tidak hanya bersangkutan langsung dengan manufaktur, tetapi mencakup seluruh perusahaan.
Konsep Dasar Enterprise Resource Planning (ERP)
Berikut ini adalah konsep dasar tentang Enterprise Resource Planning (ERP), antara lain: 

Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan

 ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain
Keuntungan dari implementasi ERP antara lain:
Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan lebih baik. 
Standarisasi Proses Operasi. ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan dengan lebih efisien dan efektif. 
Standarisasi Data dan Informasi. Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua divisi yang ada dalam perusahaan.
Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat Return on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:
Pengurangan lead-time 
Peningkatan kontrol keuangan 
Penurunan inventori 
Penurunan tenaga kerja secara total 
Peningkatan service level 
Peningkatan sales 
Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen 
Peningkatan market share perusahaan 
Pengiriman tepat waktu 
Kinerja pemasok yang lebih baik 
Peningkatan fleksibilitas 
Penggunaan sumber daya yang lebih baik

Kerugian dan Kelemahan
Enterprise Resource Planning (ERP)
Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:

Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya 
Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran 
Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru 
Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik 
Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP
Beberapa kelemahan ERP juga perlu diperhatikan. 

Kelemahan-kelemahan dari ERP adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2003) :

Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP ditambah dengan adanya resistance to change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis. 
Biaya implementasi ERP yang sangat mahal 
Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah 
Permasalahan lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan tanggung jawab yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik mental maupun keahliannya.

IMPLEMENTASI ERP PADA PT. SEMEN GRESIK
 Semen Gresik adalah perusahaan bergerak di industri semen, yang didirikan sejak tahun 1957. Pada bulan Juni tahun 2001, ERP mulai diaplikasikan untuk mendukung bisnis proses yang ada di Semen Gresik dengan penerapan pertama kali dilakukan di bagian finansial. Dengan berjalannya waktu, implementasi dilakukan di bagian penjualan dan kemudian di bagian manufakturing.
Ada beberapa hal yang melatar belakangi Semen Gresik untuk mengimplementasikan ERP (Garside, 2004), yaitu :
Kebutuhan ‘Back Bone System’ yang kuat dan mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu.
Kebutuhan integrasi sistem informasi Semen Gresik Group (SSG) guna mendapatkan sinergi yang lebih optimal. Faktor-faktor yang mendorong adanya kebutuhan integrasi tersebut diantaranya adalah :
Bergabungnya Semen Tonasa dan Padang sebagai subsidiary Semen Gresik (distributor) Semen Gresik tersebar di wilayah Jawa-Bali sehingga membutuhkan sistem tersentralisasi untuk pengiriman ordernya agar order dapat segera diproses dan dipenuhi.
Jaringan distribusi Semen Gresik memiliki dua pabrik, dua puluh tiga gudang penyangga, seratus dua puluh distributor dan empat puluh Ekspeditur. Order dari distributor dapat dipenuhi dari pabrik maupun gudang penyangga sehingga perlu sistem informasi yang terintegrasi diantara pabrik, gudang dan distributor.
Jaringan pengiriman semen sangat kompleks dan melibatkan Ekspeditur untuk menyelenggarakan jasa transportasi di Semen Gresik, menyebabkan kebutuhan  untuk mengintegrasikan informasi-informasi yang berkaitan dengan pengiriman barang terutama dengan pihak Ekspeditur.
Semen Gresik sebenarnya telah menggunakan aplikasi buatan sendiri (in-house development) berbasis program Foxbase dan database Sybase sejak 1989. Sayangnya, aplikasi-aplikasi yang digunakan hanya untuk menunjang operasional bisnis di tingkat departemen/bagian, dan belum terintegrasi antara satu dan lainnya.Dalam perjalanannya, sistem tersebut tidak bisa mengakomodasi kebutuhan perusahaan — khususnya para user — yang dari waktu ke waktu terus berkembang.Jadi, perkembangannya di-drive oleh para user.Dan dalam praktiknya, tenaga TI memang bisa mengembangkan sesuai kebutuhan mereka.Karena itu, manajemen PT. Semen Gresik akhirnya memutuskan mencari solusi baru yang lebih powerful dan bisa terintegrasi dari hulu ke hilir.Manajemen Grup Semen Gresik sangat berkeinginan memiliki sistem informasi yang bisa dipakai untuk menunjang aspek operasional, taktis bahkan strategis. Sistem itu juga harus mampu menciptakan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan bagi mata rantai bisnis di lingkungan perusahaan: pemasok, pelanggan, tiap departemen dan unit-unit di lingkungan Grup Semen Gresik, serta stakeholder lainnya. Untuk merealisasikannya, pada Oktober 2000 dibentuklah Tim Proyek Sistem Informasi Grup Semen Gresik.
Istilah Business Intelligence (BI) pertama kali didengungkan pada tahun 1958 oleh seorang peneliti dari IBM yang bernama Hans Peter Luhn. Beliau mendefinisikan istilah intelligence sebagai “Kemampuan dalam mengerti dan memahami suatu hubungan timbal balik antara fakta-fakta yang disajikan sedemikian rupa menjadi suatu landasan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang dikehendaki”.

BI seperti yang kita ketahui pada saat ini bisa dikatakan sebagai hasil evolusi dari Decision Support System (DSS) yang dimulai sekitar tahun 1960 dan berkembang sampai tahun 1980an. Sekitar tahun 1980an mulai dari DSS, EIS (Executive Information System), data warehouse, OLAP dan BI mulai menjadi perhatian dan menjadi suatu kesatuan system.
Pada tahun 1989 dalam sebuah artikel terbitan Gartner, Howard Dresner menggunakan istilah Business Intelligence (BI) . Dia menggambarkan istilah tersebut sebagai seperangkat konsep dan metode yang berguna untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan dengan bantuan sistem yang berbasiskan fakta atau realita yang terjadi.
Menurut Nadia Branon, Business Intelligence merupakan kategori yang umum digunakan untuk aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisa, dan menyediakan akses pada data agar dapat membantu pengguna dari kalangan perusahaan agar dapat mengambil keputusan dengan lebih baik dan tepat.
Kegunaan BI
Perusahaan menggunakan BI untuk memperoleh lebih dalam lagi mengenai segala informasi yang berhubungan dengan kinerja bisnis. Hal ini digunakan untuk memahami, meningkatkan kinerja, penganggaran biaya yang lebih efisien dan mengidentifikasi peluang bisnis baru. Beberapa hal kegunaan BI, antara lain:

Analisa dalam perilaku konsumen, pola pembelian dan trend penjualan 
Mengukur, melacak dan memprediksi penjualan dan kinerja keuangan 
Penganggaran, perencanaan keuangan dan peramalan 
Mengetahui kinerja kegiatan pemasaran 
Optimalisasi proses dan kinerja operasional 
Meningkatkan efektifitas pengiriman dan pasokan 
Analisa CRM (Customer Relationship Management) 
Analisa Resiko 
Analisa nilai strategis 
Analisa social media

Komponen Dasar BI
Pada dasarnya komponen BI mencakup, gathering, storing, analysing dan providing access to data.

Data Warehouse di dalam pengertian BI

Banyak aplikasi BI menggunakan data yang berasal dari data warehouse ataupun data mart, namun sebenarnya tidak semua data warehouse digunakan untuk BI dan begitu juga sebaliknya, tidak semua aplikasi BI membutuhkan data warehouse. Kenapa begitu? hal ini tentunya terjadi karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dan lebih spesifik. Ada beberapa project saya yang menggabungkan antara data warehouse, data transaksi bahkan ada juga dengan social media.
Untuk membedakan hal ini, Forrester Research mendefinisikan BI dengan dua cara:
Dalam pengertian yang luas: BI adalah suatu seperangkat metodologi, proses, arsitektur dan teknologi yang mengubah data mentah menjadi informasi yang lebih bermakna dan berguna yang digunakan dalam pengambilan keputusan, strategik, taktis, dan operasional yang lebih efektif.
Secara lebih spesifik lagi, BI adalah: mengacu pada bagian paling atas/akhir dari arsitektur BI yaitu pelaporan, analisa dan dashboard.

Business Intelligence Bukan Hanya Sekedar Perangkat Lunak dan Teknologi

Istilah business intelligence seringkali digunakan sebagai istilah yang hanya menggambarkan sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisa data-data di perusahaan. Dalam pola pikir teknikal, istilah ini juga sering dikaitkan dengan data mining, OLAP, query dan pelaporan. Pada kenyataannya juga bahwa keberadaan BI dalam suatu perusahaan hanya terletak pada divisi IT saja, karena berhubungan dengan perangkat lunak. Hal ini yang sebenarnya perlu diwaspadai.
Keberadaan BI dalam suatu perusahaan haruslah diawali dari pelaku bisnis itu sendiri karena merekalah yang lebih mengetahui informasi dan analisa apa-apa saja yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis dan mereka jugalah yang membutuhkan BI. Disinilah nilai BI bisa menjadi besar dan berguna bagi perusahaan. Pelaku bisnis mulai dari eksekutif, manajemen bahkan sampai ke operasional harus berperan aktif juga dalam penerapan BI dan divisi IT harus bisa berkolaborasi dalam hal penyiapan data-data dan arsitektur sistem. Terlepas dari perangkat lunak apa yang digunakan. Bagaimana bisa di sebut business intelligence jika kita tidak bisa menghadirkan analisa yang dibutuhkan oleh para pelaku bisnis? Bukan hanya sekedar suatu pelaporan atau analisa saja tapi BI diharapkan dapat menjadi alat bantu utama bagi pelaku bisnis dalam meningkatkan kinerja bisnis, tentunya kebutuhan ini dalam tiap masa akan selalu berubah mengikuti perkembangan bisnis itu sendiri.
Sumber